Tips Memahami Bahasa Brosur Properti
Salah satu trik yang kerapkali dilakukan oleh marketing properti dalam memasarkan produknya adalah dengan cara membagikan brosur, yang disebarkan baik secara online maupun cetak kepada calon pembeli.
Tentu saja hal ini mempermudah calon pembeli yang hendak membeli hunian baru untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, mulai dari perbandingan lokasi, harga, sampai dengan fasilitas yang tersedia di sekitarnya. Karenanya, penting bagi Anda untuk memahami cara membaca bahasa brosur properti secara benar, agar tidak terjebak dalam permainan kata-kata di dalamnya. Simak ulasannya berikut ini.
Promo uang muka
Seperti yang diketahui, sebelum mengajukan KPR, pembeli wajib menyerahkan uang muka sekitar 20 sampai dengan 30 persen, dan salah satu strategi yang ditawarkan oleh developer untuk menarik calon klien agar mau membeli produk properti mereka adalah dengan menawarkan keringanan dalam membayar uang muka atau DP (down payment). Sebaiknya tanyakan secara jelas kepada staf marketing, syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi untuk mendapatkan promo yang sebenarnya sangat jarang ditemukan ini.
Tentang NUP
NUP adalah singkatan dari Nomor Urut Pembelian yang didapat dari pembeli potensial dengan membayar sejumlah uang.NUP ini seringkali dicantumkan dengan font besar pada headline brosur misalnya dengan kalimat “Bayar 5 juta dapat apartemen Rp500 juta”.
Berbeda dengan booking fee, NUP biasanya bersifat refundable atau bisa dikembalikan jika calon klien batal membeli properti.
Cicilan dan harga beli
Biasanya, calon pembeli seringkali dikecoh dengan angka yang tertera pada brosur yang mereka dapatkan. Telitilah dengan penulisan kata yang berakhiran -an yang menjelaskan nominal harga, seperti “Apartemen mewah harga Rp500 jutaan” atau “Apartemen cantik, cicilan hanya Rp4 jutaan”, sebab apartemen itu bisa jadi memiliki harga Rp597 juta atau cicilan per bulan Rp4,9 juta. Walaupun terkesan mengecoh, Anda tidak bisa menyalahkan pengembang karena imbuhan berakhiran –an memang bermaksud untuk menjelaskan kisaran angka yang tidak spesifik.
Pahami lokasi
Lakukan survei ke lokasi sebelum memutuskan untuk membeli, apalagi jika ada brosur yang mencantumkan jarak tempuh seperti “ Hanya 5 menit dari pintu tol” . Sebab, rata-rata developer sering mencantumkan jarak tempuh yang tidak selalu akurat demi menarik perhatian calon pembeli.
Pelajari juga apakah daerah tersebut kerap mengalami kepadatan lalu lintas di jam-jam sibuk, atau tidak? Jika tidak memungkinkan untuk datang ke lokasi, Anda juga bisa mengecek jarak dan waktu tempuh melalui Google Maps.
Aktif bertanya
Tidak semua brosur mencantumkan informasi secara terperinci, berkenaan dengan produk yang mereka tawarkan. Beberapa di antaranya ada yang mencantumkan promo atau gratis namun luput dari penjelasan syarat dan ketentuan. Karena itu, usahakan untuk aktif bertanya pada staf bagian pemasaran secara langsung, terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan promo mereka.
Nah, itulah beberapa tips bagaimana cara memahami bahasa brosur properti. Tidak perlu takut bertanya kepada staf marketing jika memang ada hal-hal tertentu yang kurang Anda mengerti saat membaca brosur properti. Sebab, para marketing pasti akan dengan senang hati memberikan informasi yang berkenaan dengan keunggulan produknya, seperti yang seringkali dilakukan marketing Apartemen Selatan by Pudjiadi Prestige.